Sabtu, 30 Januari 2010

lelaki tampan di meja no.3

Hari mulai bergerak malam, lelaki itu selalu datang dihari selasa, rabu dan jum'at letika sore mulai memasuki gelap.
Duduk dikursi yang sama disudut yang paling temaram asyik dengan dunia catur di laptopnya.
Usianya diakhir 30-an menurut tebakanku, ada sedikit kerut di ujung kedua matanya. Berperawakan tinggi besar, berkulit putih, mata sedikit sipit, berkacamata, tangan dan dadanya berbulu lebat ketika tanpa sengaja kancing disekitar dadanya terlepas. sepintas wajahnya mirip Richard Gere.....
Lelaki itu hanya memesan secangkir kopi beraroma kayumanis dan beberapa potong pisang goreng yang dinikmatinya selama berjam-jam. sendiri.

Aku tak pernah berusaha menyapanya, lelaki itu pun tak berusaha ramah padaku. Tapi sore ini entah mengapa aku menghampirinya.....wajahnya tampak sendu, terduduk sendiri, melamun tanpa catur di laptopnya.

Lelaki itu tersenyum dan menunjuk kursi didepan dengan dagunya yang tampak biru sisa cukuran baru. Dari dekat wajahnya tampak lebih tampan, sedikit gingsul di deretan gigi bawahnya.

" Tumben tidak bercatur. " sapaku memecah sunyi.

" lagi bosan, pusing kepalaku melihat bidak-bidak itu di layar."

" bisnisnya lancar ?"

" Ah....bisnis sekarang ini membingungkan, kalau tidak hati-hati bisa banyak merugi. Eiyh....kau potong rambuk ya?" senyum mengembang dari bibirnya yang tampak serasi dengan wajahnya yang tampan.

Pipiku seakan terbakar, ah...tak sangka dia memperhatikan sedikit perubahanku.
Aku hanya tersenyum malu sambil mempermainkan taplak bermotif kotak-kotak diatas meja.

Obrolan kami melebar semakin jauh, dia bercerita tentang kegagalannya menjadi seorang legislatif, dana yang sudah terhambur banyak, kerepotan yang disebabkan partainya, kebenciannya pada karet gelang, tentang gaya hidupnya yang sehat, ketidaksukaannya pada daging merah, tentang ibunya, kakak perempuannya yang seorang dokter, keponakannya, perceraiannya 3th lalu............dan kekurangannya.
Aku menilainya lelaki yang sangat perfeksionis.

" Kau punya pacar ?" tanyanya , aku menggelang dengan senyum rahasia.

" Pernah menikah? " aku kembali menggelang.

" Pernah bersetubuh? " Aku hampir jatuh merosot ke lantai mendengarnya, kujawab dengan mengangkat bahu.

" Pernah mendengar lelaki tanpa kejantanan? " aku menatapnya tak mengerti.

" Aku hampir memiliki semua yang aku mau, kau lihat aku tampan, bisnisku lumayan, tapi aku tak bisa mendekati perempuan manapun." matanya menerawang....sampai disini aku mulai mengerti.

" Pernah berobat? " tanyaku.

" Percuma, terapi itu harus dengan pasangan. Sedangkan aku tak pernah berniat mencari pasangan, aku tak suka direndahkan, apalagi oleh pasangan."

" Dengan perempuan bayaran ?"

" Ah...mereka tidak higienis, harus keluar uang banyak pula."

" Aku percaya ada banyak perempuan yang mau melakukan apapun untukmu, kau begitu tampan pasti banyak yang tergila-gila."

" Tetap saja aku tak mau mereka tahu kelemahanku, aku terbiasa memimpin di perusahaanku, terbiasa dituruti semua keinginan oleh ibu & kakak perempuanku, seleraku sangat mahal aku tak suka perempuan dengan fisik biasa-biasa saja."
Hmmm............aku hanya bisa menghela nafas.

" Coba saja dengan perempuan biasa yang tidak banyak menuntut" usulku.

" kau mau? "dia balik bertanya, aku tersenyum hambar.

" Nanti aku carikan ya " tawarku.

"Bagaimana kalau perempuan itu kecewa, aku tak pernah bisa memuaskan mereka hanya akan menambah beban dan sakit hati."

" Kau masih punya lidah dan jari " Senyumku hampir meledak tapi tertahan.

" Asal kau tahu aku tidak suka berciuman, sangat tidak terbiasa merasakan ludah orang lain membasahi rongga mulutku, membayangkannya saja aku jijik " lelaki itu mengernyitkan hidungnya yang bangir.

Pppuuih..................sulit sekali lelaki tampan ini menikmati hidupnya.

Jumat, 29 Januari 2010

Kedai kopi

Aku bekerja disebuah kedai kopi disudut kota kecil, letak kedai diantara toko fotocopy, sebuah bank swasta, dan kantor pemerintahan daerah. Sangat kecil dan tersembunyi hanya bisa menampung sepuluh orang pelanggan dalam satu kesempatan yang sama.

Kedai ini bernama "lenggang", berjendela kaca dengan ornamen daun-daun merambat disekitarnya, ada pintu setengan kaca yang selalu berderik-derik ketika tertiup angin.
ada 3 meja kecil dengan kursi-kursi lapuk menghiasi ruangan sempit dengan lantai mengkilat karena sering digosok oleh si nyai satu-satunya tukang bersih-bersih di kedai ini.

Meja panjang terbuat dari kayu mahoni berwarna gelap mengkilat yang membatasi aku dengan pelanggan hampir menyita satu rungan ini, disanalah berderet penganan kecil bercampur aroma kopi, susu dan teh berkolaborasi.
Aku yang selalu melamun terduduk disudut kursi paling tinggi di ujung kiri, menanti pelanggan menghampiri sepanjang hari.

Pelanggan tetap kami hanya segelintir tapi kami bersahabat, senang rasanya meluangkan waktu bersama mereka.....manusia-manusia ramah yang suka bergurau.
Terkadang mereka membawakan buah tangan untukku, sebagian yang tua menganggapku seperrti anaknya, yang lain menganggap teman curhat, dan satu orang berusaha menarik perhatianku dengan cara yang unik.

Kadang mereka berkata padaku, " membosankan sekali hidupmu, terjebak disudut paling kecil di dunia ini"
Aku hanya tersenyum sambil melambaikan tangan...........

'Aku tak pernah bosan menikmati kesepian, jemu dan sendiri'
sebagian orang berkata, keluarga adalah tempat paling aman & menyenangkan untuk kembali ketika seluruh dunia menyudutkanmu.

Aku hany bisa tersenyum pilu, siapa keluargaku....???
Kemana aku harus kembali ketika dunia menyudutkanku....???
Keluargaku hanya satu.....
Diriku.


Kamis, 28 Januari 2010

ice cream semerah darah

lelaki begundal itu datang lagi dengan rengekan hampir memecah bumi.
ah....selalu saja aku tak bisa menolaknya, selalu saja iba.....
tubuh & hatinya sangat rapuh tetapi dia selalu membungkusnya dengan baik
sepertinya ingin mengatakan pada seluruh jagad raya, aku lelaki kuat, aku ayah yang hebat, aku tak memiliki hati untuk perempuan manapun di bumi ini.

Tetapi aku selalu tahu semua kecewa dihidupnya, tanpa perlu begundal itu berbicara
aku tahu dia sangat tergantung padaku
aku tahu dia mulai jemu dengan alam yang tak pernah peduli padanya...
aku tahu dia bosan dengan kesendiriannya
aku tahu semua yang tak pernah dia sadari menyakiti hatinya..

aku tahu ....
aku sedikit menyimpan api harapan untuknya

ice cream bubble....

Hari ini dia datang dengan anaknya yang paling kecil, bocah lelaki berusia hampir 3th.
Lucu dan pintar berceloteh mirip sekali dengan ayahnya, bocah yang sangat menyenangkan.
Amran namanya.....

"Eiy tante.........duit bikin kaya" celotehnya jenaka sambil memainkan sebatang coklat dijarinya yang mungil

" Aih...pintar sekali kau nak" ucapku sambil mncubit pipinya yang tembam.

" duit bikin kaya harus dibuang " bola matanya membulat sambil terus memandangi selembar uang kertas 50rb.

" Kenapa dibuang? sayang lah kasihkan tante saja " aku terus menciumi pipinya yang tembam

" Uangnya tak laku lagi....!! " bocah gembil itu mulai menarik-narik uang kertasnya.

" kenapa tak laku?"

" warnanya jelek!"

" kek mana juga yang laku ?" ayahnya tersenyum sambil mengerling rahasia.

" Ya uang seribu lah ayah.......kemarin kubawa kekios depan uang ni tak laku, tak boleh bawa permen satu" bocah itu menjelaskan dengan semangat.

kami tertawa bersama........
ah...... comel kali bocah ini kapan kau buatkan satu untukku bang?

'lirihku dalam hati'

Rabu, 27 Januari 2010

icecream sirup rosebery

Hmmm.........pertengkaran lagi karena hal sepele
seharusnya setiap kejujuran itu berbuah manis tapi tidak kali ini, dia cemburu pada orang yang salah.

di senja yang busuk aku bercerita padanya tentang lelaki yang berusaha mendekat dengan segala trik & intrik, aku pikir kisah itu untuk kesenangan berbincang di senja hari sebagai bahan guyon, olok-olok.......... bahwa seburuk apapun aku, masih ada lelaki lain mau menerimaku dengan tangan terbuka.....hanya untuk membuatnya cemburu.

Dia hanya terdiam membisu, matanya memerah, suaranya serak tertahan saat kukatakan minggu depan lelaki itu mengajakku keluar diakhir pekan.
Kupikir tak akan menjadi semurka itu

" terserah kalau itu menurutmu baik"
kata itu terucap dari mulutnya

" kenapa tak pernah kau larang aku?" aku balik bertanya

" karena nanti aku yang disalahkan " geramnya

" Kalau begitu kita seperti tidak ada komitmen" ujarku sinis

" Karena kita sudah pernah membahasnya dulu, sewaktu kau bilang mantan pacarmu kembali menghubungi... "

" kenapa marah ? " tanyaku

" karena kau selalu pintar membuatku marah?"

" Abang cemburu ?"

" Pergilah kalau kau mau, asalkan aku tak tahu!" ucapnya sambil berlalu

Apa sulitnya mengatakan cemburu, aku hanya perlu mendengar kau mengatakan CEMBURU.

treeettt.........treeeetttttttt si merah bergerak-gerak

" katakan pada semua teman lelakimu, kau sudah ada yang punya"

Senin, 25 Januari 2010

ice cream mint....

Sepi itu kembali menerjang, penantian panjang tak berkesudahan
Salahkah aku bila mengalihkan pandang darinya yang tercinta, walau hanya sejenak...sekedipan mata.

Dia datang membawa angin segar yang memabukan, ugal-ugalan, berandalan, pecinta sejati yang berkata diawal perjumpaan...jangan pernah inginkan aku untuk kaumiliki.
Aku tersenyum dalam hati tak mungkin kumenginginkanmu....hatiku tlah ada yang memiliki. cinta ku tlah dikunci mati untuk yang lain. kita hanya sepasang manusia dalam ruang yang sama untuk sepi yang sama pula.
aku hanya membutuhkanmu sementara.....

Perjalanan singkat yang membingungkan, diantara kebutuhan dan keinginan sangat tipis perbandingannya. apakah mungkin dua pasang manusia berlainan jenis hanya bisa saling memiliki separuh tubuh, tanpa perasaan, tanpa hati, tanpa cinta......aku berdusta jika berkata tak akan berlangsung lama.
kenyataannya aku takut dia menemukan cinta sejati yang dia teriakan selama ini.....
aku selalu mencari tahu keberadaannya, gerak-geriknya, tingkah-lakunya, bahkan lirikan mata yang dia singgahkan.

Apa ini namanya jika bukan rasa....apa rasa dingin berbaur dengan kehangatan, aku tak pernah tahu...aku tak bisa menolak tawaran rasa...aku takut rahasia ini mengacaukan segalanya..
untuk saat ini aku hanya ingin dia tetap ada saat ku butuh, dan kuberharap seumur hidupnya dia akan tetap berkelana.

Ketika rindu itu datang...aku tak tau lagi milik siapa rindu ini


~untuk kekasihku & kekasihku yang lain~

Kamis, 21 Januari 2010

Ice cream merah jambu rasa coklat

Pertengkaran terakhir membawa kami ke alam bisu...tanpa sapa...tanpa suara.
selalu berakhir seperti itu, sepi yang membusuk berbau curiga
Apa yang aku harapkan dari hubungan cinta semu seperti ini, kebahagian atau penderitaan berkepanjangan....kembali kutarik selimut sebatas leher.

Aku kembali merajuk karna hal sepele

Rabu, 20 Januari 2010

ice cream berbentuk awan








tempat yang seharusnya kubagi dengan dia..............

Ice cream vanilla

hari menjelang senja ketika lima orang sahabatku menjemput...
"pergilah dengan kami ada sesuatu yang akan kuperlihatkan" Jay si mantan ketua osis melebarkan senyum & tawanya yang serak.

Tanpa kepastian kuikuti langkah mereka, subhanallah surga ini begitu dekat.....bongkahan awan beriringan membawa segerombolan biri-biri, lalu berubah menjadi beruang kutub...indah sekali

Bergetar hati ingin kuberitakan dan berbagi indah ini dengan kekasihku....
kuambil si merah......tak dijawab.
terkirim messege...tak berbalas.

Menjelang malam diantara riuh rendah suara, gelak tawa, dan secangkir kopi panas......yang kurindukan menyapa...

"Bang aku lagi di gunung, tempatnya bagus sekali....nanti abang ikut aku kesini ya"
"De....abang lagi sama keluarga antar mereka belanja"
klik...tuut...tut....telpon terputus

Aku melangkah getir kembali tersenyum diantara canda, kepul asap rokok, harum kopi, dan dinggin yang menggigit kulit.

Berbagi keindahan pun aku tak bisa......


Ice cream strawberry

Treet...tret...
bergetar-getar si merah memaksaku terbangun.
" besok abang ke Bali, kita ketemu hari senin ya?" suara berat beraksen melayu menarik alam sadarku.

Lelaki setampan artis bollywood itu memaksaku kembali mundur kebelakang.Diawal Ramadhan yang indah, menemani shaur hingga berbuka puasa, bahkan menjelang tidur alunan ayat al-qur'an tak lupa dia bisikan....Mmmh rindu sekali masa-masa itu.

Percaya atau tidak suatu malam entah dimalam keberapa dia menyapa, aku merasa yakin bahwa kali ini dia akan menjadi milikku untuk selamanya.Entah dia gombal atu bukan tapi dia berkata tak ada perempuan seperti aku yang dia inginkan lagi...

Sejenak aku tersanjung untuk kembali menepi ke dunia nyata, mungkinkah aku menjadi wanita terakhir dihidupnya setelah ibu, anak gadis, dan istrinya.....